Sebutan ini ternyata sangat disukai Habibie. Terlebih, julukan itu
muncul tidak berselang lama setelah meraih medali penghargaan “Theodore
van Karman”. Ya, anugrah bergengsi di tingkat internasional tempat
berkumpulnya pakar-pakar terkemuka konstruksi pesawat terbang.
Habibie
juga dikenal sebagai “Mr Crack” karena keahliannya menghitung crack
propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Di dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi, para ahli dirgantara mengenal apa yang
disebut Teori Habibie, Faktor Habibie, Fungsi Habibie.
Sebelum
titik crack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi
kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor
keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi
jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya.
Akibatnya, material
yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium
dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik crack bisa dihitung maka
derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material
sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi,
aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang. Dalam dunia
penerbangan, terobosan ini tersohor dengan sebutan Faktor Habibie.
Faktor
Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa
berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10 persen dari bobot sebelumnya.
Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25 persen setelah Habibie
menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat.
Namun
pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total
bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan
begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya
makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.
Faktor
Habibie ternyata juga berperan dalam pengembangan teknologi
penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan
badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan
tekanan udara saat tubuh pesawat lepas landas. Begitu juga pada
sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga
mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi
penambah potensi fatique menjadi turun.
Memang Habibie memegang
banyak hak paten atas temuan di bidang konstruksi pesawat terbang,
sehingga menjamin hidupnya rutin memperoleh uang royalti. Tak hanya itu,
dalam disiplin ekonomi makro pernah dikenal istilah Habibienomics.
Semacam pemahaman yang menegaskan bagaimana gagasan Habibie tentang
pemberian nilai tambah ekonomi tinggi di setiap produksi barang dan jasa
melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kejeniusan
mantan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) semakin
kelihatan encer ketika berhasil meraih gelar doctor ingenieur dengan
predikat suma cum laude pada 1965. Rata-rata nilai mata kuliah Habibie
10. Presatsi ini mengantarkan Habibie menjadi Kepala Departemen Riset
dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau.
No comments:
Post a Comment